FKP3NSIJABAR - Sudah jelas bahwa kegagalan berbagai usaha-usaha
digitalisasi proses pemerintahan disebabkan karena rencana yang lemah
pada tahap-tahap awal. Bagaimanakah pemerintah dapat memperbaiki
cara-cara pengembangan e-government ini? Diperlukan pendekatan yang integrated dan
terkait satu dengan yang lain. Untuk Indonesia, saat ini mungkin
berbagai kementrian sudah memiliki sistem online yang diciptakan karena
tuntutan yang segera harus dipenuhi. Tanpa disadari dengan kondisi ini
membuat sistem digital kementrian terpisah satu dengan yang lain dan
menghabiskan biaya yang sangat besar. Pemerintah harus mengelimenasi
semua aktifitas digitalisasi dan menciptakan sistem yang terintegrasi
satu dengan yang lain. Austria misalnya untuk menyatukan sistem
pemerintahannya menunjuk seorang chief information officer (CIO),
CIO mengumpulkan semua ide, concern dan semua masalah yang relevan lalu
menggabungkannya menjadi strategi pengembangan dan membangun sistem
yang mendukung semua elemen pemerintah.
Kriteria kedua adalah sistem yang dibangun sifatnya harus customer centric design, bukan
sekedar memiliki sistem yang tidak mahal atau sederhana untuk
diimplementasikan namun pemerintah perlu memilih sistem yang memberikan
kenyamanan bagi masyarakat. Beberapa contoh negara yang melakukan hal
ini adalah, pemerintah Italia saat ini mengintegrasikan seluruh
pelayanan e-government pada satu platform saja. Karena data yang ada
didalamnya sensitif sifatnya, maka setiap warga negara hanya bisa
mengakses melalui login yang unik. Estonia juga memiliki digital
platform yang bisa diakses dari lokasi manapun bahkan termasuk pada saat
melakukan pemilihan umum. Ijin perusahaan di Panama sekarang ini hanya
15 menit, dahulu memerlukan lima hari.
Kombinasi jalur online dan traditional merupakan kriteria selanjutnya, karena seberapa suksesnya pemerintah mengimplementasikan e-government
, masih saja ada masyarakat yang memerlukan interaksi melalui telpon
atau bertatap muka langsung. Khususnya di Indonesia layanan pemerintah
tidak dapat menggunakan pelayanan online sepenuhnya. Berikut ini juga
digambarkan bagaimana hasil sebuah survei bagaimana preferensi
masyarakat Eropa kepada pelayanan online. Kalau untuk akses informasi,
kebanyakan masyarakat Eropa, masih menyukai layanan online sebanyak 43
persen, namun pada saat mencari informasi pekerjaan lebih menyukai orang
per orang. Dari layanan transaksi dan komunikasi dan kolaborasi, maka
masyarakat Eropa lebih menyukai bertemu langsung dengan petugas.
Kriteria yang terakhir untuk membangun
sistem yang solid dan jangka panjang adalah memilih teknologi yang sudah
terbukti, dan perlu melibatkan vendor luar untuk strategi pengembangan.
Tentunya perusahaan-perusahaan swasta memiliki pengetahuan tentang
teknologi yang paling terakhir dibandingkan pemerintah. Mereka dapat
dilibatkan untuk memastikan teknologi apa yang paling tepat dengan
kebutuhan pemerintah.
Penting untuk Indonesia juga memenuhi
empat kriteria dalam memilih sistem yang paling tepat untuk penggunaan e
government. Kerangka ini diperlukan agar Indonesia akan mampu
mendapatkan sistem yang solid dengan kemampuan jangka panjang.(fad)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar