FKP3NSIJABAR - Ada yang menarik dari sambutan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
Sofyan Djalil pada pelantikan enam pejabat eselon 1. Dia mengusulkan
revisi sumpah PNS.
Menurut mantan Menteri BUMN itu, sumpah pegawai negeri kurang generik
dan rasional. "Orang yang membuat sumpah ini di masa lalu mungkin orang
yang terlalu jujur," ujar Sofyan di Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian, Jakarta, Selasa (14/4/2015).
Lontaran kalimat Sofyan disambut oleh gelak tawa jajaran pejabat yang
hadir. Sofyan mencontohkan penggalan sumpah yang dinilainya 'terlalu
jujur', di antaranya kalimat, 'Bahwa saya tidak akan menerima hadiah
atau pemberian berupa apa saja dari siapapun juga yang saya tahu atau
patut dapat mengira bahwa ia bersangkutan dengan jabatan atau pekerjaan
saya'.
"Seperti sumpah ini pun ingin saya ubah. Harusnya lebih rasional. Demi
Allah saya bersumpah tidak akan mengambil apa saja. Padahal, korporasi
itu boleh terima hadiah tapi batasannya tertentu," terangnya.
Menurut Sofyan, bunyi sumpah tersebut kurang realistis. Namun, Sofyan
menekankan bahwa hal tersebut bukan mengindikasikan pemerintah memberi
lampu hijau kepada koruptor di kalangan PNS.
"Jangan berpikir kalau itu artinya saya membenarkan korupsi. Tapi
teksnya tidak akan menerima apapun juga. Kalau dia diundang makan itu
melanggar sumpah. Ini sumpah teks ini harusnya dilihat yang penting
jangan korupsi, jangan merugikan negara," tukas Sofyan tajam.
Menurutnya, seorang PNS memang kerap menerima gratifikasi dimana dalam
batas tertentu masih dapat diterima. Ia mencontohkan secara langsung
pulpen yang disematkan di kantungnya. Pulpen tersebut diberikan oleh
salah satu hotel di Jakarta saat dirinya menginap.
"Ini mungkin harganya hanya sekitar USD5, itu kan sah saja. Tapi
janganlah sedikit-sedikit melanggar sumpah. Berat itu," imbuh Sofyan.
"Teks sumpah ini harus kita ubah menjadi lebih rasional. Nanti kita
pikirkan untuk merubah teks sumpah pegawai negeri." pungkasnya.(metrotvnews)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar